Pengertian Harmonized System Code (HS Code)
Harmonized System Code (HS Code) adalah sebuah sistem standar internasional yang digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi barang yang diperdagangkan di seluruh dunia.
HS Code berfungsi sebagai bahasa universal yang memudahkan proses pelaporan dan analisis data perdagangan internasional.
Daftar Tabel IFSC Code
Tabel IFSC Code berisi daftar lengkap kode IFSC untuk berbagai bank dan cabang di India. Tabel ini mencakup informasi penting yang diperlukan saat melakukan transaksi keuangan.
Sebelum melakukan transaksi, pastikan kode IFSC kalian benar! Untuk memastikan bahwa Kode IFSC yang kalian gunakan benar, kalian dapat klik link berikut untuk memvalidasi kode IFSC kalian: Validasi Kode IFSC
Sekarang kalian telah memiliki pengetahuan yang lebih dalam mengenai IFSC Code, dan sekarang kalian mengetahui bahwa IFSC Code merupakan suatu aspek penting dalam transaksi perbankan India. Untuk kirim uang ke India, Anda bisa gunakan Easylink sebagai Platform Transfer uang ke luar negeri.
Latest posts by Amanda Kayla Alika
Masyarakat sering mendengar istilah kode harmonized system (HS). Namun, tak banyak orang memahami maksud kode HS tersebut.
HS adalah nomenklatur klasifikasi barang yang digunakan secara seragam di seluruh dunia.
Penerapan ini berdasarkan International Convention on The Harmonized Commodity Description and Coding System dan digunakan untuk keperluan tarif, statistik, rules of origin, pengawasan komoditi impor/ekspor, dan keperluan lainnya.
“HS terdiri dari penomoran barang sampai tingkat 6 digit, KUMHS, catatan bagian, catatan bab dan catatan subpos yang mengatur ketentuan pengklasifikasian barang,” bunyi penjelasan Bea Cukai.
Di kawasan regional terdapat Asean Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN), yakni sistem klasifikasi yang diterapkan pada penomoran barang sampai 8 digit di seluruh Asean berdasarkan Protocol Governing The Implementation of AHTN.
Per 1 Maret 2017, Indonesia menggunakan AHTN menjadi BTKI (8 digit pos tarif) tanpa pemecahan pos nasional seperti BTKI 2012 dan meliputi beberapa perubahan.
Pertama, perubahan struktur kasifikasi a.l. penambahan pos atau subpos, penghilangan atau penggabungan pos atau subpos, dan revisi uraian. Kedua, perubahan catatan bagian, bab dan catatan bab pos.
Perubahan BTKI berdampak terhadap beberapa pada pos tarif misalnya Bea Masuk Umum, Bea Masuk Free Trade AGreement (FTA), Bea Keluar, BMAD dan BMTP, Pajak Impor, termasuk perizinan terkait dengan larangan dan pembatasan impor/ekspor. Dampak lain adalah penyesuaian modul PIB, PEB dan pemberitahuan pabean terkait lainnya, lartas pada Kementerian dan Lembaga, dan Penyesuan IT Inventory.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Memulai bisnis ekspor sebagai eksportir ada beberapa hal yang perlu Sobat Shipper pahami dan pelajari. Salah satu hal penting yang perlu diketahui dalam dunia perdagangan internasional adalah HS Code atau Harmonized System Code. Kode ini berhubungan dengan pengkategorian atau kasifikasi barang dalam perdagangan internasional.
Perdagangan ekspor impor adalah perdagangan yang melibatkan lebih dari satu negara. Oleh karena itu, dibutuhkan kode untuk mempermudah dalam menentukan kategori barang yang disepakati dalam perdagangan internasional. Ada dua sistem kode dalam dunia perdagangan internasional yaitu Harmonized System Code dan Standard International Trade Classification (SITC).
Di artikel kali ini kita akan lebih fokus membahas tentang harmonized system code dalam perdagangan ekspor impor.
Harmonized system code atau HS Code adalah sistem pengelompokan barang ekspor dalam kategori tertentu yang disusun secara terstruktur dan sistematis untuk mempermudah proses perdagangan ekspor-impor. HS Code berguna dalam transaksi perdagangan hingga pengangkutan barang.
Harmonized system code sebagai pengklasifikasian barang ekspor Indonesia terdaftar dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). Awalnya harmonized system berupa 10 digit angka yaitu 6 digit dibuat oleh World Customs Organization (WCO) dan berlaku secara internasional. Harmonized system ini telah disepakati oleh sebagian besar negara di dunia sejak tahun 1986.
HS fokus pada klasifikasi produk secara lebih tepat dan sistematis. HS Code digunakan eksportir untuk mengetahui tarif produk ekspor impor secara lebih detail. HS Code memudahkan pelaku bisnis yang ingin mengekspor produk Indonesia ke luar negeri.
Harmonized system sangat penting diketahui oleh eksportir karena punya beberapa manfaat dalam ekspor impor. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari HS Code.
Dalam dunia ekspor impor HS Code dibagi menjadi 99 bab atau kategori dan 21 bagian atau subkategori. Total deskripsi produk yang ada yaitu sekitar 5.300 deskripsi produk. Mari kita bahas beberapa deskripsi produk dan kodenya yang banyak dipakai oleh pelaku UKM dan UMKM khususnya di Indonesia.
Berikut daftar harmonized system untuk produk yang sering dijual oleh pelaku UKM dan UMKM
Sobat Shipper dapat mengetahui harmonized system suatu barang melalui situs INSW (Indonesia National Single Window). Hal ini akan memudahkan Sobat Shipper yang ingin mengekspor barang berdasarkan pengkodeannya.
Ikuti langkah-langkah berikut ini untuk mengetahui harmonized system barang ekspor Indonesia:
Setelah Sobat Shipper mengetahui cara mencari harmonized system code, berikutnya perlu tahu bagaimana cara membacanya. Hal yang perlu diingat adalah 6 digit digunakan sebagai pengkodean produk secara internasional. Indonesia sempat menggunakan 10 digit untuk menjelaskan detail dari 6 digit tersebut. Namun, saat ini Indonesia mengikuti peraturan negara ASEAN yaitu menggunakan 8 digit kode.
Berikut penjelasan setiap digit HS Code yang perlu Sobat Shipper ketahui:
Contoh: 08.08.10.00 untuk buah apel segar
Dengan mengetahui kode tersebut Sobat Shipper juga bisa mengetahui tarif referensi dan regulasi impor. Hal ini dapat dicek pada tabel detail dari situs INSW ada di bagian pojok kanan. Klik bagian kolom informasi yang ingin Sobat Shipper ketahui.
Barang ekspor dari indonesia begitu banyak jenisnya. Barang ekspor dari sektor pangan, pertanian, peternakan dan pertambangan menjadi komoditi ekspor utama Indonesia. Bagi pelaku UMKM produk kuliner atau pakaian jadi bisa dipertimbangkan sebagai produk unggulan yang punya peluang besar masuk pasar internasional. Produk kuliner mulai seperti makanan ringan, minuman seperti kopi, jus, produk susu dan lain-lain.
Setelah mengetahu HS Code Sobat Shipper lebih mudah menentukan jenis produk yang akan diekspor. Ketika memulai bisnis ekspor pastikan produk tersebut punya daya simpan cukup lama. Selain itu pastikan juga proses pengemasan yang aman dan baik. Sobat Shipper dapat bekerja sama dengan penyedia layanan pengiriman yang profesional untuk memastikan produk ekspor terkirim dan tiba di negara importir dalam kondisi yang baik.
Shipper menyediakan layanan pengiriman ke luar negeri dengan jasa ekspedisi terpercaya. Shipper tidak hanya menyediakan satu layanan pengiriman saja, tapi Sobat Shipper dapat memilih sendiri ekspedisi yang cocok sesuai budget dan kebutuhan pengiriman. Banyak keuntungan dan kemudahan yang dapat Sobat Shipper rasakan, seperti gratis jemput paket, harga kompetitif dan mudah pengecekan melalui website dan aplikasi yang terintegrasi.
Pendahuluan: Mengapa HS Code Penting dalam Perdagangan Global?
HS Code adalah sistem pengkodean yang digunakan untuk mengklasifikasikan barang-barang yang diperdagangkan di seluruh dunia. Tanpa adanya sistem ini, proses impor dan ekspor barang akan jauh lebih rumit dan rawan kesalahan, baik dalam perhitungan tarif bea cukai maupun dalam pemenuhan regulasi. Sistem ini mempermudah negara-negara di seluruh dunia untuk berkomunikasi secara efektif mengenai jenis barang yang diperdagangkan, memastikan bahwa pengenaan tarif yang sesuai dilakukan, serta menjaga pengawasan terhadap barang-barang yang dibatasi atau terlarang.
HS Code, singkatan dari Harmonized System Code, adalah sebuah sistem klasifikasi barang yang dikelola oleh World Customs Organization (WCO). Sistem ini digunakan oleh lebih dari 200 negara di seluruh dunia untuk mengkategorikan barang-barang dalam perdagangan internasional. HS Code terdiri dari serangkaian angka yang menunjukkan kategori dan subkategori barang.
Sistem ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1988 oleh WCO dengan tujuan untuk memfasilitasi perdagangan internasional yang lebih efisien. HS Code memiliki struktur yang terstandarisasi sehingga dapat digunakan oleh hampir semua negara, meskipun beberapa negara menambahkan digit lebih lanjut untuk penyesuaian lokal.
Subkelompok (Subheading)
Setiap kelompok kemudian dibagi lagi menjadi subkelompok yang diidentifikasi dengan enam digit angka. Subkelompok ini memberikan rincian yang lebih mendalam mengenai barang-barang dalam kelompok tersebut.
Apa Itu HS Code? Panduan Lengkap Mengenal Kode Sistem Harmonisasi
Dalam dunia perdagangan internasional, ada satu sistem pengkodean yang sangat penting untuk mempermudah proses ekspor dan impor barang, yaitu HS Code atau Harmonized System Code. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu HS Code, bagaimana cara kerjanya, serta manfaat dan fungsinya dalam perdagangan internasional. Jika Anda seorang pengusaha, profesional di bidang logistik, atau bahkan mahasiswa yang tertarik dengan dunia perdagangan internasional, artikel ini akan memberi Anda pemahaman yang lebih dalam tentang sistem pengkodean barang yang satu ini.
Mengurangi Kesalahan Transfer
Kode IFSC membantu menghindari kesalahan dalam transfer dana online. Karena setiap cabang bank memiliki IFSC Code yang berbeda, risiko kesalahan dalam mengalokasikan dana secara tidak tepat berkurang secara signifikan.
IFSC Code digunakan saat mentransfer dana elektronik, seperti RTGS, NEFT, dan IMPS. Pada saat pengiriman dana, IFSC Code dari bank penerima diperlukan untuk memastikan dana mencapai cabang yang diinginkan.
Baca Juga: Apa Itu Branch Code? Cara Menemukan dan Daftar Lengkapnya
Bagaimana Cara Kerja HS Code?
Harmonized System Code (HS Code) adalah sistem pengkodean internasional yang digunakan untuk mengklasifikasikan barang-barang dalam perdagangan global. HS Code terdiri dari serangkaian angka yang terstruktur, mulai dari dua hingga enam digit, yang mengelompokkan barang berdasarkan kategori tertentu. Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat bagaimana struktur HS Code ini dibagi:
Bab adalah bagian teratas dari HS Code dan diwakili oleh dua digit angka. Bab ini mengelompokkan barang-barang berdasarkan karakteristik umum mereka.
Siapa yang menggunakan HS Code?
Secara umum, Harmonized System Code (HS Code) digunakan oleh berbagai pihak untuk memfasilitasi perdagangan internasional, menyediakan data statistik, mengelola tarif dan kepabeanan, serta membantu dalam analisis pasar dan perencanaan kebijakan ekonomi.
Mereka yang menggunakan HS Code, antara lain:
Seperti apa bentuk Harmonized System Code (HS Code)?
Harmonized System Code (HS Code) memiliki bentuk yang terstruktur dan terdiri atas serangkaian angka. Setiap kode HS memiliki panjang yang bervariasi, mulai dari dua hingga enam digit. Strukturnya terdiri atas bab, kelompok, subkelompok, dan pos tarif. Mari kita lihat secara rinci tentang bentuk HS Code.
Berikut ini sebagian HS Code lainnya untuk karakteristik yang berbeda.
Chapter 01 - Chapter 05 : Produk Hewan
Daging dan organ ternak yang dapat dimakan
Ikan dan crustacea, moluska, dan organisme invertebrata air lainnya
Telur burung, madu alami, dan produk makanan dari hewan yang tidak termasuk dalam kategori lain
Produk hewan yang tidak termasuk dalam kategori lainnya
Chapter 06 - Chapter 14 : Produk Sayur-Sayuran
Pohon hidup dan tanaman lainnya, umbi, akar, dan foliage hias
Benih sayuran, sayuran yang dapat dimakan dan sebagian akar dan umbi
Buah dan kacang yang dapat dimakan, kulit jeruk, atau semangka
Kopi, teh, mate, dan bumbu-bumbuan
Produk dari industri penggilingan, malt, pati, gluten gandum inulin
Benih minyak dan minyak dari buah-buahan, biji-bijian, benih buah, dan buah-buahan lainnya, tanaman industri atau obat, jerami dan makanan ternak
Lak, getah, resin, termasuk sari dan ekstrak tumbuhan lainnya
Bahan anyaman dari sayuran, produk sayuran lainnya yang tidak termasuk dalam kategori lain
(Total : 98 Chapter dengan karakteristik yang berbeda-beda)
Melalui HS Code, setiap barang ekspor dan impor dapat diidentifikasi dengan kode numerik yang unik dan spesifik sehingga memfasilitasi perdagangan internasional dengan lebih mudah dan efisien.
Rekening BCA menjadi salah satu pilihan favorit masyarakat Indonesia karena keamanannya, jaringan luas, serta kemudahan akses. Namun, memiliki rekening BCA…
Salah satu rahasia penting dibalik setiap transaksi elektronik di India adalah IFSC Code atau Indian Financial System Code. Dalam blog ini, kita akan membahas segala sesuatu tentang IFSC Code, dari definisi hingga cara kerjanya. Simak info selengkapnya dibawah ini!
IFSC atau Indian Financial System Code, adalah kode unik yang digunakan dalam sistem perbankan India. Kode ini membantu mengidentifikasi bank dan cabang yang terlibat dalam transaksi elektronik di India. IFSC sangat penting untuk memastikan dana ditransfer dengan benar dan ke cabang yang tepat.
IFSC (Indian Financial System Code) adalah kode unik sepanjang 11 digit yang digunakan dalam transaksi keuangan elektronik di India. Format IFSC mencakup elemen berikut:
Baca Juga: Apa Itu IBAN Code? Pengertian, Cara Cek dan Perbedaannya
Pentingnya HS Code dalam Impor dan Ekspor
HS Code memegang peranan penting dalam perdagangan internasional, terutama dalam konteks impor-ekspor. Berikut adalah beberapa alasan mengapa HS Code sangat penting:
Mempermudah Prosedur Bea Cukai: HS Code memungkinkan bea cukai dan otoritas negara untuk mengklasifikasikan barang secara akurat dan efisien. Ini juga membantu dalam penentuan tarif bea masuk dan mengurangi keterlambatan di pelabuhan.
Menghindari Kesalahan dalam Pengiriman Barang: Dengan kode yang jelas, perusahaan dapat menghindari kesalahan dalam pengiriman barang yang dapat menyebabkan denda atau pengembalian barang.
Pengawasan Barang Terlarang atau Terbatas: HS Code memungkinkan negara untuk mengidentifikasi barang-barang yang memiliki pembatasan atau larangan, seperti barang berbahaya atau yang tidak memenuhi standar keselamatan.